BLANTERVIO104

Posko Mudik Banser 2024, Mudik Menyatukan Bangsa

Posko Mudik Banser 2024, Mudik Menyatukan Bangsa
2024-04-06

ANSORGRATI: Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor melakukan launching Posko Mudik Banser 2024, bertempat di halaman depan Kantor Pimpinan Pusat GP Ansor. Jumat (05/04). 

Mengangkat tema "Mudik Menyatukan Bangsa" Posko Mudik Banser 2024 didirikan di 250 titik di seluruh Indonesia demi membantu kelancaran masyarakat yang melakukan mudik lebaran tahun ini. 

Hadir dalam kegiatan ini, Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor, Addin Jauharudin didampingi Kasatkornas Banser Hasan Basri Sagala dan jajaran pengurus lainnya. 

Kasatkornas Banser menyampaikan bahwa menurut data Kemenhub RI, terdapat sekitar 30-50 juta orang yang akan melaksanakan mudik. Maka sudah sepantasnya, GP Ansor selaku organisasi kepemudaan untuk mendukung kelancaran mudik. 

“Atas perintah Ketua Umum, kami membentuk 250 titik Posko Mudik Banser 2024 di seluruh Indonesia. Tujuan posko ini untuk mengatur kelancaran pemudik, memberikan fasilitas ibadah dan istirahat, fasilitas pijat refleksi, loket-loket penerimaan zakat, dan lainnya,” tegas Kasatkornas Banser tersebut. 


Baca juga: Kumpulan Kata-kata Mutiara untuk Merayakan Lebaran


Sedangkan Addin Jauharudin mengatakan bahwa Posko Mudik Banser 2024 adalah amal bahkti untuk kemanusiaan. Karena posko mudik ini bukan sekadar posko, melainkan juga jembatan silaturahmi antara pemudik dengan sanak familinya di kampung. 

“Posko mudik ini adalah satu hikmah, satu nilai kemanusiaan dan amal jariyah yang sangat luar biasa. Satu sisi menjadi jembatan bagi pemudik yang berpuasa agar tidak kelelahan, sisi lain menjadi penghubung semakin dekatnya antara kota dan desa,” ungkapnya.

Share This Article :
Ansor Grati

Ansor dilahirkan dari rahim Nahdlatul Ulama (NU) pada 10 Muharram 1353 H atau 24 April 1934. Berawal dari perbedaan antara tokoh tradisional dan tokoh modernis yang muncul di tubuh Nahdlatul Wathan, organisasi keagamaan yang bergerak di bidang pendidikan Islam, pembinaan mubaligh, dan pembinaan kader. KH Abdul Wahab Hasbullah, tokoh tradisional dan KH Mas Mansyur yang berhaluan modernis, akhirnya menempuh arus gerakan yang berbeda justru saat tengah tumbuhnya semangat untuk mendirikan organisasi kepemudaan Islam.

TAMBAHKAN KOMENTAR

7727397263311926612