BLANTERVIO104

Aksi (BAJIGUR) Bagi Takjil Gema Puasa Ramadhan di Plososari

Aksi (BAJIGUR) Bagi Takjil Gema Puasa Ramadhan di Plososari
2024-03-29


ANSORGRATI: Ramadhan merupakan bulan suci yang penuh berkah. Sebab di bulan ini Allah memberikan berlipat pahala bagi orang yang mengerjakan kebaikan. Untuk mendapatkan pahala yang Allah janjikan, salah satu yang bisa dikerjakan adalah memberi makan orang yang berbuka puasa. Hal ini lah yang dilakukan oleh NU ranting Plososari

Bertemakan "Kuatkan Ukhuwwah dengan Takjil Penuh Berkah", bagi-bagi takjil melibatkan kekompakan unsur NU di desa tersebut, Ansor, Banser, Muslimat, Fatayat, Pagar Nusa turun kejalan untuk membagikan 250 bungkus takjil untuk warga sekitar. Pada Jum'at (29/03/2024)

Merupakan agenda rutian tahunan yang diaksanakan di bulan ramadhan, kegiatan bagi-bagi takjil ini tentu jawaban atas dimana peran sebagai organisasi (Ansor) pada kemaslahatan dan kebermanfaatan, sekaligus merupakan wujud kepedulian antar sesama kepada masyarakat, terutama bagi kaum muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa. Dimulai pukul 15.00 waktu setempat lokasi bagi-bagi takjil berada di simpang tiga Dusun Krajan II Desa Plososari Kecamatan Grati. 

"Bagi Takjil Gema Puasa Ramadhan (BAJIGUR) ini merupakan program rutin tahunan yang selalu diadakan Pimpinan Ranting Ansor Plososari & seluruh Banom NU yang ada, dan Alhamdulillah hampir total 250 Takjil bisa kami distribusikan Ramadhan tahun ini, semoga Ramadhan selanjutnya lebih banyak lagi," tutur Bahauddin Ketua GP Ansor Plososari.

"Harapannya bahwa kegiatan ini dapat membantu masyarakat yang masih beraktivitas untuk sekedar berbuka puasa. Selain itu, dengan adanya kegiatan ini juga diharapkan dapat membangun silaturahmi & menambah kehangatan/ kedekatan kepada masyarakat, terutama anggota, pengurus & seluruh Banom." Tutupnya. (red)

Pewarta: Bahauddin
Editor: Ang**


Share This Article :
Ansor Grati

Ansor dilahirkan dari rahim Nahdlatul Ulama (NU) pada 10 Muharram 1353 H atau 24 April 1934. Berawal dari perbedaan antara tokoh tradisional dan tokoh modernis yang muncul di tubuh Nahdlatul Wathan, organisasi keagamaan yang bergerak di bidang pendidikan Islam, pembinaan mubaligh, dan pembinaan kader. KH Abdul Wahab Hasbullah, tokoh tradisional dan KH Mas Mansyur yang berhaluan modernis, akhirnya menempuh arus gerakan yang berbeda justru saat tengah tumbuhnya semangat untuk mendirikan organisasi kepemudaan Islam.

TAMBAHKAN KOMENTAR

7727397263311926612