BLANTERVIO104

Nahdlatul Ulama: Menelusuri Jejak Para Pendiri

Nahdlatul Ulama: Menelusuri Jejak Para Pendiri
2024-02-01

ANSORGRATI: Nahdlatul Ulama (NU) adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia, yang didirikan dengan tujuan memajukan pendidikan Islam dan melindungi kepentingan umat Muslim. Nahdlatul Ulama (NU) didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya, Jawa Timur. NU didirikan sebagai tanggapan terhadap gerakan modernis yang tengah berkembang pada masa itu dan sebagai upaya untuk mempertahankan ajaran Islam tradisional di Indonesia. Sejak berdiri, NU telah tumbuh menjadi organisasi Islam terbesar di Indonesia dengan jutaan anggota yang tersebar di seluruh negeri. Sebagai organisasi yang berakar kuat di Indonesia, NU memiliki sejarah panjang yang bermula dari gagasan dan usaha beberapa tokoh pendiri. Dalam artikel ini, kita akan menelusuri jejak para tokoh yang berperan penting dalam pembentukan Nahdlatul Ulama.

1. KH Hasyim Asyari

Kiai Hasyim Asyari adalah sosok pendiri NU yang bergelar Rais Akbar. Ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 17 November 1964. Beliau kelahiran 10 April 1875 pernah mengeluarkan Resolusi Jihad saat mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada 22 Oktober 1945. Fatwanya ini berhasil menarik tiap orang dewasa yang berada dalam radius 90 km dari medan pertempuran dengan penjajah diwajibkan untuk berperang.

2. KH Abdul Wahid Hasyim

Kiai Abdul Wahid Hasyim adalah salah satu tokoh NU yang turut dianugerahi gelar pahlawan nasional pada 17 November 1960. Kelahiran 1 Juni 1914 ini turut menjadi pelopor Madrasah Nidzmiyah dengan 70 persen ilmu umum dan 30 persen agama di Pesantren Tebuireng.Beliau adalah anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

3. KH Zainul Arifin

Lahir 2 April 1909, Beliau adalah tokoh NU keturunan raja-raja Barus, Sumatra Utara. Wakil Perdana Menteri Indonesia periode 30 Juli 1953-12 Agustus 1955 yang ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 4 Maret 1963. Salah satu jasanya yakni membentuk sekaligus memimpin pasukan semi militer Hizbullah. Beliau juga pernah menduduki posisi sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR-GR) periode 1960-1963 hingga anggota Komite Nasional Pusat.

4. KH Zainal Musthafa

Kiai Zainal Musthafa lahir pada 1 Januari 1899. Bergelar pahlawan nasional sejak 6 November 1972 berdasarkan Keppres No. 64/TK/1972. Beliau pernah menjadi Wakil Rais Syuriyah dan juga pernah secara terang-terangan melawan para penjajah Belanda hingga Jepang bersama para santrinya.

5. KH Idham Chalid

Merupakan salah satu tokoh ulama sekaligus pahlawan nasional berdasarkan Keppres Nomor 113/TK/Tahun 2011 tanggal 7 November 2011. Ketua Umum PBNU periode 1956-1984 ini dilahirkan di di Setui, Kalimantan Selatan pada 27 Agustus 1922. Atas jasanya, Beliau bahkan pernah diabadikan dalam pecahan uang kertas Rp 5 ribu pada 2016. Wakil Perdana Menteri Indonesia pada Kabinet Ali Sastroamidjojo II dan Kabinet Djuanda.

6. KH Abdul Wahab Chasbullah

Tokoh NU lainnya yang dinobatkan sebagai pahlawan nasional adalah KH Abdul Wahab Chasbullah. Kelahiran 31 Maret 1888, Beliau adalah salah satu pendiri NU, penggagas Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI), dan Rais 'Aam PBNU. Sebelumnya, Kiai Wahab dikenal sebagai pendiri kelompok diskusi Tashwirul Afkar (Pergolakan Pemikiran), Madrasah Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Negeri), Nahdlatut Tujjar (Kebangkitan Pedagang).

7. KH As’ad Syamsul Arifin

KH As’ad Syamsul Arifin salah seorang kiai berperang melawan penjajah. Beliau mmimpin para pejuang di Situbondo, Jember maupun Bondowoso, Jawa Timur. Di masa revolusi fisik, Kiai As'ad menjadi motor yang menggerakkan massa dalam pertempuran melawan penjajah pada 10 November 1945. Atas jasa-jasanya, Beliau mendapat anugerah pahlawan pada 9 November 2016. 

8. KH Syam’un 

KH Syam’un merupakan pengurus NU di Serang, banten yang pernah menghadiri Muktamar NU keempat di Semarang pada 1929, Muktamar NU kelima di Pekalongan 1930 dan pada Muktamar NU kesebelas di Banjarmasin pada 1936. KH Syam'un selain alim dalam keilmuan, menguasai tiga bahasa asing dan pernah mengajar di Arab Saudi pada masa mudanya, ketika kembali ke tanah air, beliau bergabung dengan kelaskaran dan pernah menjadi perwira tentara sukarela Pembela Tanah Air (PETA). Pernah menjadi Komandan Batalyon berpangkat daidancho atau mayor tahun 1943. Tahun 1944 dilantik jadi Komandan Batalion PETA berpangkat mayor, memimpin 567-600 orang pasukan. Wafat pada tahun 1949, beliau ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2018. 

9. KH Masykur 

KH Masykur adalah tokoh NU pernah menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Di antara kontribusinya semasa hidup adalah ikut terlibat merumuskan Pancasila sebagai dasar negara. KH Masykur juga tercatat selaku pendiri Pembela Tanah Air (Peta) yang kemudian menjadi unsur laskar rakyat dan TNI di seluruh Jawa. Ketika pertempuran 10 November 1945, namanya muncul sebagai pemimpin Barisan Sabilillah. Beliau ditetapkan pemerintah sebagai pahlawan nasional pada 8 November 2019.

Share This Article :
Ansor Grati

Ansor dilahirkan dari rahim Nahdlatul Ulama (NU) pada 10 Muharram 1353 H atau 24 April 1934. Berawal dari perbedaan antara tokoh tradisional dan tokoh modernis yang muncul di tubuh Nahdlatul Wathan, organisasi keagamaan yang bergerak di bidang pendidikan Islam, pembinaan mubaligh, dan pembinaan kader. KH Abdul Wahab Hasbullah, tokoh tradisional dan KH Mas Mansyur yang berhaluan modernis, akhirnya menempuh arus gerakan yang berbeda justru saat tengah tumbuhnya semangat untuk mendirikan organisasi kepemudaan Islam.

TAMBAHKAN KOMENTAR

7727397263311926612