BLANTERVIO104

Unduh KOIN NU Ranuklindungan untuk Kemaslahatan

Unduh KOIN NU Ranuklindungan untuk Kemaslahatan
2023-04-16

ANSORGRATI: Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh Nahdhatul Ulama (LAZISNU) Grati bersama Ranting NU Ranuklindungan menggalang hasil KOIN (Kotak Infaq) NU untuk melangsungkan kemandirian organisasi di ranting. 

Proses pengunduhan KOIN tersebut dilaksanakan oleh punggawa Fundraising (petugas pengunduh) yg terlibat, Bapak Sugianto, Bapak Suryo Hadi, Bapak Faqih dibantu anggota lain dari ranting ranuklindungan. Sabtu (15/4/2023) 

Perolehan koin di bulan ini (Ramadhan/April) mendapat apresiasi dr ketua ranting NU Ranuklindungan Bapak Lasmawi. Sembari memberi semangat dan telaten dalam memperjuangkan kemaslahatan bagi nahdliyin di Ranuklindungan. 

"Adanya KOIN NU ini adalah bisa menghidupi organisasi, mandiri, ketika ada sesuatu yang dibutuhkan organisasi itu tidak merepotkan orang lain" tuturnya. 

Mengingat dampak dan manfaat dari adanya KOIN NU untuk kemaslahatan organisasi, Ketua Ranting mengajak seluruh masyarakat Ranu untuk giat menghidupi KOIN NU. 

"Kami mohon agar semua masyarakat Ranuklindungan bisa menghidupi KOIN NU ini karena dampaknya sangat luas dan bermanfaat bagi organisasi dan masyarakat, diantaranya bisa dikemudian hari untuk kegiatan santunan anak yatim, pengajian dan lain-lain yang sifatnya sosial". Pesannya. 

Sebagai bentuk tanggungjawanb dan amanah, penghitungan Koin juga di hadiri oleh Tamaruddin selalu ketua NU Care LAZIZNU Grati. 

Pria kelahiran 86' itu mengungkakan rasa syukurnya sekaligus memberikan dukungan penuh untuk berjalannya koin secara berkala demi kemandirian NU lewat program KOIN NU 

"Syukur Alhamdulillah, pengunduhan KOIN NU Malam ini dapat Rp. 1.096.000, dari 60 Koin yang tersebar di tiga dusun, yakni Dusun Magersari, Bandilan 1, Bebekan kidul, Bebekan lor, dan sebagian dusun di Ranuklindungan yang tersebar Koin NU". Ujarnya.

Share This Article :
Ansor Grati

Ansor dilahirkan dari rahim Nahdlatul Ulama (NU) pada 10 Muharram 1353 H atau 24 April 1934. Berawal dari perbedaan antara tokoh tradisional dan tokoh modernis yang muncul di tubuh Nahdlatul Wathan, organisasi keagamaan yang bergerak di bidang pendidikan Islam, pembinaan mubaligh, dan pembinaan kader. KH Abdul Wahab Hasbullah, tokoh tradisional dan KH Mas Mansyur yang berhaluan modernis, akhirnya menempuh arus gerakan yang berbeda justru saat tengah tumbuhnya semangat untuk mendirikan organisasi kepemudaan Islam.

TAMBAHKAN KOMENTAR

7727397263311926612