BLANTERVIO104

Jalan Dakwah Kiyai NU Melalui Budaya dan Seni

Jalan Dakwah Kiyai NU Melalui Budaya dan Seni
2023-02-09
Alissa Wahid bersama Bupati Sidoarjo.
“Budaya dan seni menjadi salah satu jalan dakwah para Kyai di Nahdlatul Ulama”Alissa Wahid

ANSORGRATI: Kegiatan peringatan 1 abad NU di Sidoarjo menjadi catatan sejarah akbar perjalanan Nahdlatul Ulama di Indonesia serta dunia. Kesuksesan acara tersebut merupakan peran serta seluruh pihak, tak terkecuali Pemerintah Kabupaten Sidoarjo yang menjadi tuan rumah.

Sebagai tuan rumah, Sidoarjo dinilai bisa memberikan pelayanan dan dukungan untuk suksesnya momentum bersejarah NU, sebagai organisasi Islam terbesar di dunia. Secara khusus, Alissa Qotrunnada Wahid, salah satu jajaran ketua tanfidziyah PBNU mengucapkan terima kasih mendalam kepada bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali, atas perannya menjadi tuan rumah yang baik bagi jutaan warga NU yang hadir.

Tari sufi diacara 1 abad NU

Dalam peringatan 1 abad NU, Sidoarjo memberi ruang yang luas agar Nahdlatul Ulama bisa menunjukkan karakter kuatnya, sebagai organisasi Islam moderat dan multikultural, kepada masyarakat Indonesia dan dunia. Hal itu salah satunya dengan mendukung suksesnya karnaval budaya nusantara.

Baca Juga: Malam Resepsi 1 Abad NU, Nahdhiyin Padati Gor Delta Sidoarjo

“Budaya dan seni menjadi salah satu jalan dakwah para Kyai di Nahdlatul Ulama” ujar Alissa Wahid.

“Maka kita harus tetap melestarikan budaya Nusantara, yang sesuai dengan kaidah dan norma kemanusiaan. Sebagai jalan dakwah bagi para Ulama,” imbuh putri sulung Gus Dur 

Memasuki abad kedua Nahdlatul Ulama, warga Nahdliyyin diharapkan mampu menjadi pioner di masyarakat dalam melaksanakan ajaran agama yang penuh kasih sayang dan kedamaian. “Warga Nahdliyyin diharapkan bisa terus berpegang kepada prinsip dasar NU, yang tetap melestarikan budaya yang baik dan tidak alergi terhadap perubahan,” pungkas Alissa Wahid sesaat sebelum melepas karnaval budaya nusantara di Alun-alun, selasa (7/2/2023).

(Ang)

Share This Article :
Ansor Grati

Ansor dilahirkan dari rahim Nahdlatul Ulama (NU) pada 10 Muharram 1353 H atau 24 April 1934. Berawal dari perbedaan antara tokoh tradisional dan tokoh modernis yang muncul di tubuh Nahdlatul Wathan, organisasi keagamaan yang bergerak di bidang pendidikan Islam, pembinaan mubaligh, dan pembinaan kader. KH Abdul Wahab Hasbullah, tokoh tradisional dan KH Mas Mansyur yang berhaluan modernis, akhirnya menempuh arus gerakan yang berbeda justru saat tengah tumbuhnya semangat untuk mendirikan organisasi kepemudaan Islam.

TAMBAHKAN KOMENTAR

7727397263311926612