ANSORGRATI: Tawasul adalah salah satu jalan dari berbagai jalan tadzorru’ kepada Allah. Sedangkan Wasilah adalah setiap sesuatu yang dijadikan oleh Allah sebagai sabab untuk mendekatkan diri kepadanya. Sebagaimana firmannya:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَابْتَغُوْٓا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ٣٥
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri
kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat
keberuntungan.” (Q.S. Al-Maidah 35).
Adapun
istighotsah adalah meminta pertolongan kepada orang yang memilikinya, yang pada hakikatnya
adalah Allah semata. Akan tetapi Allah membolehkan pula meminta pertolongan
(istighotsah) kepada para nabi dan para walinya.
Dalil-dalil Tawasul Dan Istighosah
Diperbolehkanya
tawasul dan istighosah ini oleh ulama salaf tidaklah terjadi pertentangan.
Karena dalam tawasul itu sendiri seseorang bukanlah meminta kepada sesuatu yang
dijadikan wasilah itu sendiri, akan tetapi pada hakikatnya meminta kepada
Allah dengan barokahnya orang yang dekat kepada Allah, baik seorang nabi,
wali maupun orang-orang sholeh dan juga dengan amal sholeh.
“Jadikanlah
sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu
sungguh berat,kecuali bagi orang-orang yang khusyu.” (Q.S. Al- Baqoroh: 45)
“Ya Allah
berikanlah kepada kami hujan yang memberikan pertolongan.” (HR. Bukhori /
967, 968)
Dalil tentang kebolehan bertawasul dengan amal sholeh ini sangat masyhur karena telah diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhori, Muslim dan Ahmad. Yaitu hadist tentang tiga orang dari Bani Israil yang terjebak dalam goa dan kemudian bertawasul dengan amal sholehnya masing-masing agar selamat. Ini adalah penjelasan tentang tawasul dengan amal sholeh.
Sebagaimana diperbolehkan tawasul dengan amal sholeh, tawasul dengan orang-orang sholehpun diperbolehkan, karena pada hakekatnya bukan orangnya yang dijadikan tawasul tetapi amalnya. Sebab seseorang tidak dikatakan sholeh ketika tidak melakukan amalan-amalan baik. Berikut ini adalah dalil-dalil yang menjelaskan tentang kebolehan wasilah.
Dalil Al-Qur’an
Surat Al-Maidah ayat 35
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَابْتَغُوْٓا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ٣٥
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan Nya, supaya kamu mendapat
keberuntungan.” (Q.S. Al-Maidah.35).
Surat Al-Isro’ ayat 56
قُلِ ادْعُوا الَّذِيْنَ زَعَمْتُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ فَلَا يَمْلِكُوْنَ كَشْفَ الضُّرِّ عَنْكُمْ وَلَا تَحْوِيْلًا ٥٦
Artinya:
Katakanlah:
“Panggillah mereka yang kamu anggap (tuhan) selain Allah, maka mereka tidak akan
mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya daripadamu dan tidak pula
memindahkan-nya.” (QS. Al-Isro’: 56)
Surat Al-Qoshosh ayat 15
وَدَخَلَ الْمَدِيْنَةَ عَلٰى حِيْنِ غَفْلَةٍ مِّنْ اَهْلِهَا فَوَجَدَ فِيْهَا رَجُلَيْنِ يَقْتَتِلٰنِۖ هٰذَا مِنْ شِيْعَتِهٖ وَهٰذَا مِنْ عَدُوِّهٖۚ فَاسْتَغَاثَهُ الَّذِيْ مِنْ شِيْعَتِهٖ عَلَى الَّذِيْ مِنْ عَدُوِّهٖ ۙفَوَكَزَهٗ مُوْسٰى فَقَضٰى عَلَيْهِۖ قَالَ هٰذَا مِنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ عَدُوٌّ مُّضِلٌّ مُّبِيْنٌ ١٥
Artinya:
Dan Musa masuk
kekota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah, maka didapatinya di dalam
kota itu dua orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari golongannya (Bani Israil)
dan seorang (lagi) dari musuhnya (kaum Fir’aun). Maka orang
yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan orang yang
dari musuhnya lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Musa
berkata: “Ini adalah perbuatan syaitan, sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang menyesatkan lagi nyata (permusuhannya).” (QS. Al-Qoshosh:
15)
Surat Al-Baqoroh ayat 248
Artinya:
Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: “Sesungguhnya
tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan
dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut
itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang
beriman.” (QS. Al-Baqoroh: 248)
Surat Al-Anfal ayat 9
Artinya:
(Ingatlah),
ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: “Sesungguhnya
Aku akan mendatangkan bala ban tuan kepada kamu dengan seribu malaikat
yang datang berturut-turut.” (QS. Al-Anfaal: 9)
Surat An-Nisa’ ayat 63
Mereka itu
adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka.
Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran,
dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. (QS. Aln-Nisa’: 63)
Dalil-dalil dari hadits
Diriwayatkan
dari sahabat ali karomallahu wajhah, bahwa rasulullah Muhammad s.a.w
ketika menguburkan Fatimah binti Asad, ibu dari sahabat Ali bin Abi Thalib,
beliau berdoa:
Artinya:
Ya Allah dengan
hakku dan hak-hak para nabi sebelumku, Ampunilah dosa ibuku dan orang-orang setelah
kau ampuni ibu kandungku. (HR. Thobroni, Abu Naim, dan Al-Haitsami)
dan lain-lain.
Sumber:
Amaliyah NU dan Dalilnya